Thursday, April 2, 2015

apa yang tak tersampaikan dari bibirku..

hai tercinta, apa kabar? akhir-akhir ini aku terlalu takut menyapamu sesering dulu. aku takut kau tidak suka. sekarang aku lebih suka memendam semuanya sendiri. paling banter ya curhat di blog. aku takut. ga bisajadi wanita yang benar-benar sempurna dimatamu.

ketahuilah sayang, dulu aku benar-benar tak ingin melibatkan dirimu dalam masalah-masalahku. aku terlalu takut kehilangnamu. tapi dengan yakin dan percaya kau meyakinkanku bahwa aku tak akan pernah sedikitpun merepotkanmu. aku mulai terbuka mengenai semua masalahku terhadapmu. aku kurang peka bahwa semakin hari kau bertambah tak nyaman. aku minta maaf. aku terlalu gamblang menceritakannya padamu. semua masalahku. aku menjadi kurang kontrol dan menjadi tiada batas. sampai akhirnya ketika semua sudah kelewat batas kita lakukan, kau mulai menarik batas.

melalui kata-katamu, aku jadi sadar, mengapa dulu lelaki yang pernah menjalin hubungan denganku begitu mudahnya meninggalkanku. begitu mudah mencampakkanku. aku lah letak permasalahannya. meskipun sudah jelas-jelas didepan mataku ia mencumbu wanita lain. meski jelas-jelas aku pernah menerima kekerasan fisik karena tak mau menuruti kemauannya. tetap aku lah yang salah. aku jadi sadar melalui kata-katamu.

tapi ketahuilah sayang, tidak sedikitpun terbesit dalam hatiku untuk memanfaatkanmu. tak pernah terbesit sedikitpun dalam hatiku untuk meninggalkanmu ketika kau terpuruk. salah satu caraku untuk benar-benar bisa lepas daribantuanmu adalah dengan bekerja. aku terlalu yakin bahwa aku kelak bisa menyandang gelar sarjana yang kini untuk 'sementara' harus kubelokkan perjalanannya mencari pundi-pundi rezeki. aku terlalu berambisi mendapatkan semua itu. berharap kau akan ikut memotivasi. namun kau mengingatkanku untuk 'berkaca' akan realita kehidupanku yang taka kan mendukung ku untuk menggapai mimpiku. perlahan akupun bangkit. mungkin itu salah satu caramu untuk secara halu mengingatkan bahwa tak selamanya kau akana 'mendukungku'. tapi sumpah demi apapun, bukan itu maksudku. aku hanya ingin aku bangga memilikiku. setidaknya dengan aku menyandang gelar sarjana, kau bangga memperkenalkan aku kepada sanak saudaramu kelak. hanya itu. aku hanya butuh dorongan doamu. tanpa maksud meminta 'dorongan' lain.

maaf atas sifat kanak-kanakmu yang akhirnya membuatmu lantang mengatakan bahwa kau sangat membenciku. aku terlalu nyaman mengganggap kau akan selalu maklum. kau selalu percaya pada kekuatan waktu yang akan merubahku perlahan menjadi lebih dewasa. tapi ternyata aku salah. sifatku membuatmu jenuh. maafkan aku. :'(

aku tak sanggup jika harus mengutarakan langsung padamu. aku ga mau kita berselisih pendapat lagi. kuusahakan selalu menjadi seperti yang kau mau. kuusahakan selalu untuk membuatmu tak melepaskanku. jika kau pernah bilang, bahwa tanpa aku pun hidupmu bahagia, bahkan jauh lebih bahagia, maafkan aku jika aku katakan sumber bahagiaku salah satunya adalah dirimu. sumber semangatku adalah dirimu. secara perlahan kujadikan dirimu sebagai sentra segala kehidupanku. tapi aku berani bersumpah, ini semua bukan atas bantuan yang selama ini kau berikan kepadaku.

aku tau, dihatimu masih ada perasaan terhadapku walau tak sebesar dulu. kata kebanyakan orang, level tertinggi dalam mencintai seseorang adalah dengan membiarkannya bahagia dengan hati yang lain. dulu aku mengganggap hal itu adalah omong kosong. tetapi perlahan aku mulai sadar, tak baik terus memaksamu berada disisiku, meskipun aku berani kau adu kasih dengan hati wanita manapun, bahwa aku adalah juaranya. tetapi aku benar-benar mau kau mendapatkan wanita yang selalu mebuat hari-harimu lebih hidup. tanpa nya kau hampa, berkat dia kau lebih bahagia. bukan seperti aku yang selalu membuat kau susah hati, tak bisa selalu menemanimu karena hampir tiap malam aku berjuang menafkahi diriku sendiri. mengabaikan omongan-omongan orang diluar sana mengenai pekerjaanku yang mereka anggap hina.

aku tak mau masalah keluargaku terus membayangi hidupmu. aku terlahir dari keluarga tak berada. aku tak mau orang beranggapan aku hanya ingin memanfaatkanmu. jika kelak kau bertemu dengan hati wanita itu, aku siap. aku berjanji aku siap. aku berjanji akan terus melanjutkan hidupku. tetapi ijinkan aku tetap menjaga namamu utuh dihatiku tanpa harus mengganggu hidup baru mu kelak dengannya.

jika sampai nanti pun kau tetap merasa bahwa aku terus "menginjak-injak" seperti yang kau katakan, kau boleh pergi. berarti dengan cinta seadanya namun sekuat tenagaku yang telah kuberikan padamu, masih tak cukup baik untukmu. aku meminta maaf.

ketahuilah satu hal, kebahagiaan terbesar dalam diriku adalah memilikimu, aku bahagia pernah mendapat tempat dihatimu.

Yang sangat mencintaimu, tanpa berkurang secuipun

Anastasya..