Saturday, November 29, 2014

Hangat

Kerikil disepanjang asa ini berbicara
seakan berkembang pesat, bertumbuh menjadi batu kokoh
Kuat

Seketika melesat bak menghantam seluruh lapisan idaman apapun yg kita idamkan
Kemudian mencuat kekecewaan di permukaan
Lalu bertabur tangis meraung tak teratur

Namun ada segenggam hangat yang tetap menyinar
Seperti sihir
Menyatukan kembali idam yg sempat hancur lebur

Seakan aku yang telah terhempas,
Tertolak bahkan oleh ribuan asa yg akan kuidamkan lagi,
Perlahan didongakkan oleh segenggam hangat itu..kembali

Bukan saja hangatkan apa yg sanggup di rangkulnya
Hangat itu bahkan menjalari batu keras tadi, dan MELELEHKANNYA.
Seketika aku terkesiap.

Aku kenal genggaman itu
Tangan dengan hadiah jemari lentik itu,
Miliknya..

Ya, itu kekasihku

No comments:

Post a Comment